Syauq

Bookmark and Share
Sering sekali burung-burung berkicau dengan lantang mengungkap kesedihannya di waktu dluha sambil bertengger di atas dahan.
Karena ia teringat kekasih di masa lalu, maka ia menangis. kesusahanku pun bangkit.
Sering kali tangisku membuatnya terjaga, dan sering kali tangisnya membuatku terjaga.
Sungguh, kadang-kadang ia mengeluh, namun aku tidak dapat memahami keluhannya, dan kadang-kadang aku mengeluh, ia pun tidak dapat memahami keluhanku.
Akan tetapi, dalam kerinduan aku mengenalnya, dan dalam kerinduan ia juga mengenalku.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar