Self

Berbicara tentang diri sendiri terkadang sesuatu menjadi media untuk introspeksi dan retrospeksi atas perjalanan yang sudah dijalaninya penuh dengan dinamika dan gejolak dalam jiwa. Terkadang berbagai fenomena yang ada menjadi realitas yang harus dijalani dan diperjuangkan untuk menempuh perjalanan yang amat sangat jauh suatu hari nanti. Kalau dirasa memang tidak mudah ada berbagai tantangan yang harus siap untuk dihadapi dan diperjuangkan oleh diri kita sendiri.
Gejolak dan keraguan selalu menghinggapi setiap individu,tapi itu tidaklah menjadi penghalang untuk diri kita tampil lebih dinamis dan lebih ekspresif dalam setiap relung kehidupan yang sedang kita jalani ini. Keyakinan harus selalu kita miliki terutam akan janji Tuhan kepada seluruh mahluknya. Pernah suatu ketika saya menghadapi kepiluan dan kebiasaan-bingungan...setelah dirasa-rasa ternyata saya lagi tidak sadarkan diri di luar jalur idealitas agama.
Realitas kesombongan,kedengkian,dan kemarahan apalagi dendam akan menjadikan diri kita atau hati kita terkotori oleh sifat-sifat tersebut,kebiasaan-kebiasaan baik mulai menghilang berganti dengan kebiasaan-kebiasaan yang dirasa belum brmakna.
Orang terkadang terlalu melihat keluar lebih baik atau bahasa lainnya rumput tetangga lebih hijau dari pada rumput sendiri,tetapi setelah menyelami semua terasa sama saja tiada yang beda hanya fisiknya saja berbeda tapi substansinya sama saja.
Itulah pentingnya rasa kesyukuran pada diri kita bahwa Tuhan mengutus diri kita tidaklah sia-sia ada sesuatu rahasia yang belum diketahuinya. Tidaklah setiap individu itu sama,mereka memiliki perbedaan dan keunikan sendiri-sendiri,pelajaran di asrama harus dihargai di sanalah tumbuh kesadaran akan perbedaan karakter setiap individu ttersebut dan bersukurlah pada Allah walau yang kamu rasakan masih banyak yang kurang tapi perlu disadari kita hanya membekali dasar-dasar dan prinsip-prinsip hidup beragama,jangan terlena oleh dunia luar,syukurilah.