Experience

Bookmark and Share
Pengalaman keberagamaan (religious experience) seseorang amat sangat berbeda-beda dan hal itu dapat membawa kemampuan dirinya dalam merespon dan menyikapi pesan-pesan agama pun berbeda. Ada yang bersikap lebih dewasa dan ada pula yang bersifat kekanak-kanakan. Dalam beragama sekarang ini dibutuhkan sifat pendewasaan diri. 
Tolok ukur perbedaan dalam memahami dan menyelami agamanya terdapat pada pengalaman keberagamaan dia sebelumnya selama mengarungi kehidupan ini,semua tidak "ujuk-ujuk muncul" tapi dari kesadaran dirinya untuk menyelami makna kehidupan ini lebih mendalam lagi,semua tidak muncul dari ruang yang kosong,ada dialektika dan dinamika kehidupan dalam dirinya yang tidak kita ketahui sebelumnya (itself). Yang itu memunculkan kesadaran religius pada tingkatan tertinggi lebih memahami dan memaknai hakekat kehidupan ini.
Kesadaran religius,akan terlihat bukan dari apa yang dikatakan saja,tapi dalam ekspresi kejiwaan dalam tindakan nyata yang didasari keyakinan,dan kesadaran akan apa yang dilakukan dilandasi karena Allah swt dan hari akhir.
Mengapa keberimanan kepada Allah selalu dibarengi keberimanan akan hari akhir yang sifat gaib? (dalam al-Quran). Karena yang kita yakini sesuatu yang abstrak yang lebih dikedepankan subjektifitas yang sifatnya emosionalitas. Semua itu ada dan keberadaanya ada (wujud/being),seperti itu hanya bisa dirasakan dan sifatnya sangat subjektif karena tolok ukur kita adalah pengalaman keberagamaan (relgious experience).
Sangat berbeda atau ada disparitas antara orang yang beragama sejak lahir melalui orang tuanya dengan orang yang baru berpindah agama. Motifasinya pun berbeda-beda ada yang bersifat materi (hedon) dan ada yang bersifat pengalaman batinnya. Di sini penulis ingin membandingkan dengan berpindah ke agama lain karena faktor pengalaman batin.
Perbedaan antara keduanya menjadikan berbeda pula dengan pengalaman dan pengamalan ajaran agamanya. Kepercayaan dan keyakinan itu sangat penting terutama memahami agama lebih hidup lagi ada sesuatu yang ingin ditujunya.Itu dapat terekspresikan dalam amal shalih yang dijalankanya,apa karena terpaksa untuk menyelesaikan kewajiban ajaran atau lebih mendalam lagi dengan menyelami dengan penuh kesadaran akan janji yang diberikan suatu ketika nanti dengan banyak berbuat baik (wa 'amilussalihat).
Ekspreksi keyakinan seseorang dalam beragama dapat terlihat dari tingkah tingkah lakunya baik pikiran,ucapan,dan tindakan selalu bernuansa kebaikan yang tulus (pure) bukan simbolitas belaka yang menipu karena ada "hiden agenda" yang bersifat hedon bukan substansi yang esensial dari hati nurani.
Itu semua berasal pengalaman keberagamaan seseorang yang berbeda-beda yang mengakibatkan ekspresi sifat beragamanya secara sosial berbeda (kesalihan sosial).Ini dulu ya......to be continue

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar