Ngapal Kamus

Bookmark and Share
Pernah suatu ketika di Pondok Pesantren ada salah seorang ustadz Hadis yang amat sangat ditakuti oleh para santrinya disebabkan metode pengajaran beliau yang unik-antik-pragmatis-efektif. Beliau amat sangat terkenal "cubitan"nya,kalau sudah terkena cubitan beliau selama sebulan baru bisa hilang bekas dan rasa sakitnya. Cubitan beliau saya ibaratkan seperti "Semut Geni atau Api".
Karena pelajarannya Hadis maka yang sering dipakai metode hafalan,yang tidak hafal satu hadis dicubit dua belas karena dalam buku tersebut terdapat dua belas hadis. Setiap menghafal salah, satu huruf saja kena satu cubitan...ha..ha..ha..Kalau tidak hafal dua belas hadis secara keseluruhan bisa dikalikan saja berapa yang akan didapatnya?he..he..he..
Pada waktu mendekati tentamen pasti diadakan ulangan harian pada saat itulah diadakan ujian hafalan hadis. Sedikit demi sedikit dipanggil satu persatu maju ke depan untuk hafalan, dan ternyata ada salah satu murid yang tidak hafal satu hadis pun dan akhirnya dia pun merasakan cubitan "maut" tersebut. Panaaaaas ...panaaaaas..."katanya. 
Setelah ujian mau selesai ustadz tersebut berpesan pada santri-santrinya,masih ada satu Minggu bagi yang belum hafal hadis tersebut, maka minggu depan menghafal hadis sambil posisi "Push Up" kata ustadz tersebut.
Setelah pulang Sekolah santri tersebut pulang ke kamarnya dan melepas bajunya ternyata semua badanya "merah-merah" semuanya. ha..ha..ha..Dia pun semalaman yang nyenyak tidur,makan pun juga ngak enak yang dia bawa hanya buku hadis itu saja dan santri tersebut menghafalnya hingga dalam "igauan" tidurnya keluar suara -suara arab yang ternyata itu hadis yang edang dihafalkanya.
Biasanya santri tersebut kerjaanya bergurau dan main saja tapi kali ini dia nampak serius dan mbawa buku hadis kemana-mana sambil mulutnya komat-kamit. Yang sudah selamat melanjutkan main-mainnya dan yang belum selamat selalu was-was.
Pada hari yang ditentukan seperti biasanya usatadz pun menagih janji untuk hafal dua belas hadis tersebut pada santri tersebut dan ternyata hadis tersebut dapat dihafalkan secara keeluruhan dan ustadz terebut pun sangat "senang" tapi tetap saja "garang" tampangnya. Setiap pelajaran beliau semua tidak ada yang tidur dan ramai. Ketika beliau menerangkan hadis tersebut semua mendengarkan dalam kebisuan kecuali suara ustadz tersebut. Kalau menerangkan amat sangat jelas-lucu-kontekstual tapi tetap saja "seram" terkadang kita pun tertawa berbarengan dan membisu berbarengan...
Habis pelajaran selesai santri pun seperti biasa balik ke kamar masing-masing dan di kasur pun santri tesebut bercerita dengan teman-temannya bahwa dia ingin ngapal kamus Mahmud Yunus dan ternyata dia pun hafal Kamus tersebut....itu semua tidak lepas dari "cubitan maut" sang ustadz hadis tersebut..ha..ha..ha.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar