Masih meneropong ide-ide Hamka, Cak Nur, Fazlur Rahman, dan mendalami karya Quraish Shihab di samping meresapi nilai karya Gus Mus dalam lingkup olah pikiran yang terus bergerak tiada mau untuk berhenti, kendati terkadang terhenti oleh realitas yang masih tersembunyi, tapi nilai kejuangan Kyai Dahlan dan ketauladanan KH AR Fakhrudin tetap bergerak dan berjalan dalam alam realitas organum. Dunia Filsafat Sufisme yang holistis dalam memandang berbagai persoalan oleh Al-Gazali dan Sayed Hosen Nasr. Semua itu tetap bermuara pada Allah dan Rasul sebagai titik awal dalam menapakinya. Sebuah prinsip yang harus terpatri dalam, menghilangkan segalau kerisauan, kekawatiran dan kegundahan yang menganggu untuk menghentikan ini semua (stagnan) dalam sebuah kemapanan realis.
Jangan pernah untuk berhenti dan takut akan realitas di depan. Menjadi diri sendiri yang bersih dan benar-benar independent dalam mengatur di era Postmodernisme, tetapi saya masih belajar modernisme yang equilibry saat ini. Suatu esok nanti saya harus benar-benar menciptakan equilibrium di alam yang sedang ditapaki bersama seseorang yang terkasihi di ruang rindu kebebasan dalam konsep pembinaan modern dan kesetaraan dalam berbagai hak-kewajiban yang harus dijalankan penuh amanah, tetap dalam proses ibadah fi ridhitillah.
Tiada ketimpangan dalam proses pembinaan tesebuat semua seimbang dan setara berprinsip pada Justice and Freedom yang bertanggung jawab dalam kerangka nilai-nilai Quranic yang telah terinternalisasi dalam jiwa dan kedirian kita masing-masing yang harus ada dialektika kebersamaan.
Di sinilah dibutuhkan keterbukaan-kejujuran-kepercayaan-kebersamaan-keberimbangan-tolong menolong dalam prinsip keterbukaan dan kesetaraan. Itulah prinsip yang harus dipegang paling utama dalam modernisasi di lingkup dan ruang kehidupan yang menghidupkan atau saling menghidupkan.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar