Ada Lagi?

Bookmark and Share
Menjadi seorang ilmuwan sejati yang independen membutuhkan sebuah keberanian sebab saat ini amat sangat minim seorang ilmuan sejati di negri Indonesia ini. Menyikapi semua itu sungguh amat sangat berat semua terasa tergerus oleh peradaban yang semestinya mengikuti arahnya mau ke mana ?
Era Nurcholish Majid-Syafii Maarif, selanjutnya siapa ? belum nampak saat ini. Terasa sekali kalau kita kehilangan seorang ilmuan sejati yang menelorkan berbagai pemikiran yang mencerahkan alur berfikir dinamis-reflektif-introspektif. Semua sudah terjebak oleh arus globalisasi yang menggerus jiwa pencerahan para ilmuan kita sebagaimana mestinya.
Bagaimana keteladanan seorang Cak Nur dalam bidang keilmuan tiada dia suka mendiskreditkan tetapi memberi keleluasaan dalam berfikir yang reflektif. Banyak ilmuan kita tiada memliki keteladanan sikap seperti Cak Nur mengabdi demi keilmuan yang mencerahkan demi anak bangsa.
Menengok tokoh-tokoh dahulu dengan sekarang amat sangat jauh perbedaanya terutama dalam sikap intelektualismenya. Tiada dapat dipungkiri kontribusi keilmuanmereka sangat berharga untuk kita demi meningkatkan daya intelektualisme yang holistis dalam berbagai relung kehidupan dan ranah berfikir yang harus kita jalani.
Kekosongan tokog terbaik sungguh amat sangat disayangkan yang suaranya dapat didengar masyarakat secara konkrit. Saya amat sangat menyayangkan sekali, tiada keberanian terhadap segala kebijakan pemerintah dan institusi pendidikan menggalami kemandulan dalam bergain possetion yang seharusnya sebagai pengarah pemerintahan yang kritis, maka penting disadari di sini sudah semestinya dan seharusnya kita untuk merenungi itu semua tokoh intelektual kita mengalami kebisuan dalam merespon segala sesuatu yang ada yang ada hanya ketidakpastian yang harus dihadapi alias mkir dewe-dewe.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar