Kita dan Tokoh kita

Bookmark and Share
KH. Ahmad Dahlan,Buya Hamka,KH AR. Fakhrudin,KH Imam Zarkasyi, Fazlur Rahman,Sayyed Hossen Nasr,Prof Sidi Gazalba,Yoesoef Soeyb,Nurcholish Majid,Syafii Maarif,KH.Mustofa Bisri...tokoh-tokoh dahsyat dengan berbagai karya originalitas dalam menguak lembah untuk merai sebuah kecerahan idealitas sebuah cita rahmat.
Perjuangan mereka tidaklah sirna begitu saja, produk intelektualismenya amat sangat menggugah dan mencerahkan jika kita menelusuri lebih dalam lewat berbagai karya yang disumbangsihkan pada masyarakat dalam berbagi bentuk aktivismenya yang mempengaruhi gerak langkah menuju perubahan yang radikal dalam merespon problematika yang dihadapinya.
Tidak mudah kita ittiba' pada mereka tapi mereka dapat kita jadikan acuan untuk mengukur parameter kejuangan diri kita yang lebih baik. Berbagai tantangan dan rintangan harus dilewati penuh kesabaran dan keikhlasan amaliyah tidak sebatas qauliyah.
Amaliyah kita lah yang akan menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya buakan qauliyah yang hambar rasanya tak bermakna dan berisi secara maknawiyah. Hal ini sesuai dan sejalan apa yang telah dikatakan dalam Quran,amaliyah lebih utama daripada qauliyah dan kebanyakan manusia mudah terpedaya dan terpesona sesaat akan qauliyah yang dirasa menakjubkan,apalagi dibumbui sesuatu yang dirasa manis sesalpun datang di kemudian hari karena rasanya ternyata sangat pahit sekali.
Iman dan amal salih, itulah yang di katakan al-quran pada semua mahluknya agar kita menjadi pribadi yang benar-benar bertaqwa. pembumian nilai-nilai itu terilhami secara natural ketika menginternalisasikan diri kita pada nilai Quranic yang kholish (pure).
Para tokoh kita pun sudah dapat menerawang akan ke mana budaya kemanusiaan kita nantinya dalam bahasa saya tindakan konkrit kita dalam berperilaku dan berkehidupan antar sesama yang penuh kompleksitas di ranah sosial kita yang lagi dilanda krisis multi dimensional.
Menengok tokoh kita sekarang ini mengarah pada kekerasan-kepentingan kelompok-kekuasaan-ekonomi. Dalam memperebutkan semua itu, budaya saling jegal pun tidak dapat dihindari itu sebuah kewajiban yang harus dijalani padahal mereka sesama muslim dengan lebel keshalihan ritualistik dan simbolitas belaka. Demi kepentingan Islam ? tapi perilakinya sedemikian jahatnya ? Wallahu A'alam

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar