Anatomi Manusia yang tidak atomistik

Bookmark and Share
Detak jantung, getaran hati, perasaan di dalam, daya magnetism, pancaran mata, serba tidak rasional (irasional), susah untuk dimengerti, tali hati, ikatan hati dan ikatan batin yang di dalam; itu semua segala hal yang tidak dapat dilihat secara kasat mata tapi dapat dirasakan. Kita akan membahas anatomi manusia yang mana di sana ada keterkaitan yang sangat menakjubkan antara Ruh (spirit); Fisik dan otak dan Ruh (spirit); Hati, Tuhan yang bersifat Ilahiyah.
Anatomi manusia terdiri dari dua hal yang bersifat fisik (tubuh) serta otak (intelektual) dan Hati yang bersifat Ilahiyah (Ketuhanan). Dua hal tersebut dikendalikan oleh Ruh (spirit) dari dalam. Maka sangat wajarlah jika seseorang rusak hatinya maka rusak pula segalanya.
Fisik dan Otak termasuk kategori yang sang empirik yang mana itu dapat didekati secara klinis dengan ilmu pengetahuan yang positivistik. Manusia jika terlalu mengedepankan fisik dan otaknya saja maka dia akan terbawa pada jurang materialis-hedonistik. Ketidakbermaknaan dan kegalauan (kegelisahan) akan selalu melanda dirinya. Tiada ketenangan batin yang abadi, semua didekati secara rasional empirik. Ruh (spirit) di dalam akan dominan pada hal yang bersifat sekuler dan tidak bermakna (meaningless). Fisik dan Otak perlu dilatih dengan berbagai latihan yakni seperti olahraga, pola konsumsi, istirahat yang berkualitas, dan mengasah daya intelektualitas dengan banyak mengkaji, meneliti, berdiskusi dan membaca. 
Hati yang bersifat Ilahiyah (Ketuhanan) termasuk kategori metafisis (tidak tampak secara kasat mata) dan itu semua dapat membawa diri pada perasaan yang sangat dalam atau mendalam. Irasionalitas sangat dominan dalam hati. Mengelaborasi hati sangat kompleks karena hati selalu berubah dan berdetak kencang pada sifat-sifat Ilahiyah murni. Rasa empatik itu tumbuh dari hati yang hidup. Maka sudah sepantaslah hati dilatih dengan berbagai latihan batiniyah-imaniyah yang dalam agar Ruh (spirit) di dalam lebih bermakna, tenang, abadi dan hidup demi cinta, kasih sayang, kemanusiaan dan religiusitas. Olah batin untuk melatih hati yang Ilahiyah adalah sholat, berdzikir, membaca al-Qur'an, meditasi dan puasa.
Demikian kajian sesaat tentang berbagai problem anatomi manusia yang tidak hanya dilihat secara fisik tapi dilihat secara holistik agar dapat menangkap pesan moral hakikat kedirian manusia itu sendiri agar mawas diri dan bijaksana dalam menjalani hidup ini.
Insan Kamil (kedirian manusia yang sebenarnya) dapat terwujud dengan berbagai pola penyelarasan anatara gerak hati dan pikiran yang dimotori oleh pola latihan masing-masing dengan gerakan (jawarih) yang didasari spirit kesesuaian antara otak dan hati yang bersih.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar