Leading to succes

Bookmark and Share
Belajar memberanikan diri mengucapkan kata Assalamualaikum wr. wb. sebagai permulaan dalam melompati jurang was-was dan takut lewat lorong-lorong media yang memungkinkan ternyata tidak begitu mudah buat saya karena ada nuansa yang berbeda yang masih menyelimuti diri yang bisa diatasi dengan keberanian.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk mencoba magnetisme yang samar serba irasional. Detak dan degup jantung bagai olahraga keras. Adrenalin memuncak untuk mencoba memberanikan diri kendati berbagai patah kata yang terucap baik lewat tulisan maupun secara verbalis. Tahapannya pun berbeda-beda, saya mencoba menaiki tangga hati yang lebih kuat karena biasanya saya belum bisa melatih hati yang rentan terhadap hantaman ombak yang keras.
Berbeda sekali ketika saya membaca buku dan bercumbu dengan kata-kata dan menikmati fenomena sosial secara alamiah sebagai anugerah hidup. Saya bepergian mencari inspirasi alam yang hidup untuk membebaskan diri dari materialisme yang absurd tidak bermakna yang bernama rutinitas yang menjemukan. Alam begitu luas untuk dinikmati dengan karya-karya Tuhan yang sangat fenomenologik. 
Melaju dengan kencang dan terkadang berjalan sendiri dalam kedirian saya yang sendiri. Saya mencoba membebaskan diri dari belenggu-belenggu yang menghambat dan mematikan jiwa kemanusiaan saya. Ternyata nilai-nilai kebajikan dalam berbagai tengah kehidupan yang fenomenologik memberikan nilai yang dalam untuk menghidupkan jiwa kemanusiaan yang terlalaikan oleh materialisme hedonistik.
Menjadi manusia sejati atau sejatinya manusia itu harus dapat menagkap nilai-nilai moralitas dimanapun yang menyeruak tersebar di lingkungan kehidupan. Menjadi pribadi yang istimewa dalam kebaikan dan kebenaran mendapat hantaman berbagai intrik yang penuh kemunafikan dan tanpa rasa malu lagi. 
Diri saya yang dulu berbeda dengan diri saya yang sekarang. Tapi semua saya cari dalam kesendirian dengan hantaman ombak yang keras pula. Idealitas dan realitas dihantamkan yang mana di sana saya temukan kebijaksanaan dalam hidup. Saya banyak merenung dan merefleksikan diri dari pengalaman para kyai, para guru dan tokoh yang saya kaji dan idolakan sebagai menjalani realitas dalam penuh lumpur hati yang menyayat.
Begitulah hidup berdiri dan mencari sendiri dalam kesendirian penuh tantangan, kebingungan dan kegalauan yang mana para tokoh besar juga pernah mengalami hal yang sama dengan diri saya secara pribadi. Janji Tuhan pasti ditepati dan menjadikan diri saya pribadi yang bijak dalam menaiki tangga keberhasilan yang hakiki demi kemanusiaan yang sebenarnya.
Raihlah masa depanmu dengan optimisme yang realistik. Petiklah buah tersebut dan nikmati atau berbagilah pada yang lain. Tanggalkan segala egoisme dirimu demi kemanusiaan hati nurani yang hidup akan kebenaran hakiki. Romantisme yang menyemanggati diri untuk bersemangat dalam menjalani hidup yang indah.


{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar